Tips Jitu Cara Menonton TV yang Sehat

Selasa, Maret 22nd 2016. | Tentang TV

Menonton adalah aktivitas  yang mengasyikan disetiap waktu, tak kecuali disela-sela kesibukan. Dan untuk sebagian orang, aktivitas menonton  menjadi kegiatan “wajib” harian yang harus dilakukan. Jika sehari belum menonton TV sepertinya ada sesuatu yang “kurang”. Apalagi ada sebuah acara atau tayangan kegemaran yang sayang jika dilewatkan.
Sekalipun mengasyikan, tidak banyak yang tahu akibat yang ditimbulkan dari menonton. Oleh karena itu perlu ada “panduan” hingga kegiatan tersebut  tidak berimpilkasi terhadap kesehatan dan faktor psikologis lainnya.  Di bawah ini ada beberapa panduan menganai cara “nonton TV yang sehat”.

  1. Tontonlah TV dengan waktu “cukup”.

Menonton TV terlalu lama melelahkan mata. Rekomendasi DR. Aric Sigman, psikolog Inggris yang menulis buku Remotely Controlled : How Television is Damaging Our Lives, untuk porsi menonton TV sehari adalah sebagi berikut :

  1. Usia 3 – 7 tahun : 30 menit sehari.
  2. Usia 7 – 12 tahun : 1 jam sehari.
  3. Usia 12 – 15 tahun : 1 jam 30 menit sehari.
  4. Usia 16 tahun ke atas : 2 jam sehari

Dr. Sigman tidak merekomendasikan TV untuk anak di bawah usia 3 (tiga) tahun. American Academy of Pediatrics tidak merekomendasikan TV untuk anak di bawah usia 2 (dua) tahun. Bagaimana di Indonesia?

  1. Setting Ruangan yang Terang untuk aktivitas Menonton

Orang tua agar menyesuaikan kekontrasan dan kecemerlangan gambar TV dengan terangnya ruangan. Ini agar gambar dapat dilihat dengan jelas tanpa akomodasi yang berlebihan dari mata. Sehingga mata tidak lekas lelah.

  1. Akhiri Nonton TV Satu Jam Sebelum Tidur Malam.

Habiskan nonton TV satu jam sebelum tidur. Rangsangan cahaya TV menghambat kelenjar epifisis di otak menghasilkan hormon melatonin (hormon pengatur jam biologis tubuh), sehingga mengganggu pola tidur.

  1. Aturlah Jarak Menonton

Jarak ‘ideal’ adalah antara 5 – 6,25 kali lebar gambar di layar TV (Canadian Assosciation of Optometricsts merekomendasikan 5 (lima) kali lebar gambar di layar TV; Coffey dkk (1977) dan McVey (1970) merekomendasikan 6,25 kali lebar layar, dengan sudut pandang 9 derajat dari horisontal tegak lurus layar).

  1. Posisikan  Tubuh  yang Nyaman Saat Nonton TV.

Menonton dalam posisi menengadah atau menoleh tidak baik untuk tulang leher. Menonton dalam posisi duduk membungkuk tidak baik untuk tulang punggung. Usahakan lurus dengan TV. Namun, jika ingin menonton dari arah samping dan gambar tetap bisa terlihat, Anda disarankan untuk memilih TV yang memiliki teknologi FPR (Film Patterned Retarder), seperti yang dimiliki produsen TV LG.

  1. Manfaatkan Jeda Iklan untuk ‘Istirahat’.

Asosiasi Ahli Pemeriksa Mata Kanada menyarankan agar menonton TV tidak terus menatap layar TV dalam waktu lama. Bila ada jeda iklan, alihkan pandangan Anda ke obyek  lain, selain TV.  Hal ini bertujuan mengistirahatkan mata Anda sejenak.

 

  1. Buatlah Supaya Gambar di Layar Nyaman Dilihat.

Atur posisi antena, posisi TV, lampu yang menyilaukan, agar tidak mengganggu gambar TV. Hal ini agar gambar di TV lebih nyaman untuk dilihat.

  1. Hindarkan Nonton TV sambil Makan dan atau Minum.

Makan/minum sambil nonton TV membuat orang tidak menyadari apa saja dan berapa banyak yang dia makan/minum. Hal ini menjadi cenderung makan/minum berlebihan.

  1. Hindarkan Acara TV yang Membuat Cemas atau Takut.

Kecemasan dan ketakutan bisa mengganggu tidur. Gangguan tidur akan mempengaruhi kesehatan.

  1. Tontonlah acara TV yang bermanfaat.

Misalnya, acara yang menginformasikan atau mengajarkan pola hidup sehat, dll.

Untuk menghidari hal-hal yang tidak diinginkan bagi kesehatan mata kita, dianjurkan untuk memilih TV yang memiliki teknologi  terkini dan ramah lingkungan.  Khusus untuk penggemar tayangan 3 dimensi (3D), pilihlah  TV 3D (LCD 3D TV/LED 3D TV) yang aman bagi mata. Pilihlah kacamata 3D yang praktis dan ringan.

tags: , , ,

Artikel lain Tips Jitu Cara Menonton TV yang Sehat