Bagaimana Cara Kerja TV Digital

Rabu, Maret 23rd 2016. | Tentang TV

Agan JBTV untuk postingan kali ini akan menjelaskan apa itu TV Digital dan cara kerjanya.

Istilah TV digital digunakan telah digunakan dalam konteks yang berbeda-beda saat ini, selain itu juga bergantung pada pada siapa Anda berbicara. Ada pula istilah “HDTV”, singkatan dari High Definition TV yang merupakan TV digital paling modern yang digunakan. Banyaknya istilah digital yang berbeda-beda ini disebabkan karena ada tiga gagasan digitalisasi yang berbeda.

Gagasan pertama mengenai TV digital adalah sinyal digital.

TV analog dimulai dari sebuah medium pemancaran. Stasiun TV mengatur antena dan memancarkan sinyal radio ke komunitas individu. Kita dapat memasang sebuah antena pada pesawat TV dan mengambil saluran 2 sampai 83 secara bebas. Apa yang kita terima pada antena, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, adalah sebuah sinyal video komposit tunggal yang analog dan sebuah sinyal suara yang terpisah.

Sama dengan itu, TV digital juga berangkat dari sebuah medium pemancaran bebas. Tiap-tiap pemancar memiliki satu saluran TV digital, tetapi satu saluran dapat membawa banyak subsaluran jika pemancar menghendaki untuk seperti itu.

Bagaimana sehingga dalam satu saluran itu bisa terdapat banyak subsaluran?

Pada salurannya yang tersendiri, masing-masing pemancar dapat mengirimkan aliran data digital dengan frekuensi 19,39 mega bit per sekon (Mbps). Stasiun pemancar memiliki kemampuan untuk menggunakan aliran data ini dalam beberapa cara yang berbeda-beda, misalnya:

  • Sebuah pemancar dapat mengirimkan sebuah acara tunggal di 19,39 Mbps.
  • Sebuah pemancar dapat membagi-bagi saluran tersebut menjadi beberapa saluran yang berbeda (misalnya empat saluran masing-masing 4,85 Mbps). Saluran ini disebut sub-saluran, dan jenis pemancar yang melakukan pemancaran seperti ini disebut pemancar multicasting. Misalnya, jika saluran TV digital adalah saluran 53, maka 53,1; 53,2; dan 53,3; barangkali merupakan sub-saluran pada masing-masing saluran tersebut. Masing-masing sub-saluran ini dapat membawa satu program yang berbeda.

Alasan sehingga pemancar membuat sub-saluran pada saluran utamanya adalah karena TV digital standar memungkinkan beberapa format yang berbeda-beda. Pemancar TV digital dapat memilih di antara ketiga format ini:

  • 480i – memiliki gambar yang berukuran 704 x 480 piksel, mengirimkan 60 frame interlace per sekon (30 frame lengkap tiap sekon).
  • 480p – memiliki resolusi gambar 704 x 480 piksel, mengirimkan 60 frame lengkap tiap sekon.
  • 720p – memiliki resolusi gambar 1280 x 720 piksel, mengirimkan 60 frame lengkap per sekon.
  • 1080i – memiliki resolusi gambar 1920 x 1080 piksel, mengirimkan 60 frame interlace tiap sekon (30 frame lengkap tiap sekon).
  • 1080p – memiliki resolusi gambar 1920 x 1080 piksel, mengirimkan 60 frame lengkap per sekon.

(kode “i” dan “p” pada format-format di atas merupakan singkatan dari “interlace” dan “progresif”. Pada format progresif gambar penuh diperbaharui tiap 60 kali dalam satu sekon. Pada format interlace, setengah gambar diperbaharui tiap 60 kali dalam satu sekon).

Format 480p dan 480i disebut format SD (standard definition), dan 480i secara kasar hampir sama dengan gambar TV analog yang normal. Jika pertunjukan TV analog dikonversi dan dipancarkan pada stasiun TV digital, maka siaran ini akan dipancarkan dalam format 480p atau 480i.

Format 720p, 1080i dan 1080p disebut format HD (high definition). Jika Anda mendengar tentang “HDTV”, maka inilah ketiga formatnya: sebuah sinyal digital dalam format 720p, 1080i atau 1080p.

Terakhir, format HD TV digital memiliki sebuah perbedaan aspek rasio dibandingkan dengan TV analog. sebuah TV analog memili aspek rasio 4 : 3, yang berarti bahwa lebar layar adalah 4 satuan dan tinggi layar adalah 3 satuan. Sebagai contoh, sebuah TV analog 25 inchi memiliki lebar 20 inchi dan 15 inchi tingginya. Format HD pada TV digital memiliki aspek rasio 16 : 9 sebagaimana gambar berikut.

Kompresi digital

Ide mengirimkan banyak program dalam saluran stream 19,39 Mbps merupakan hal yang unik pada TV digital dan dimungkinkan oleh adanya sistem kompresi digital yang digunakan. Untuk mengompres gambar dalam rangka pengiriman, pemancar menggunakan kompresi MPGE-2, dan MPEG-2 memungkinkan Anda untuk mengambil baik ukuran layar maupun bit rate pada saat proses enkoding acara. Sebuah pemancar dapat memilih berbagai jenis bit rate pada ketiga jenis resolusi yang telah diuraikan sebelumnya.

Format video dengan kompresi MPEG-2 bisa kita lihat pada website yang menyediakan streaming video. Video yang diputar pada website tersebut dikompresi dengan format MPEG-2. Misalnya, jika Anda mengunjungi iFilm.com, Anda akan melihat video streaming dengan kecepatan 56 kilobit per sekon (Kbps), 200 Kbps, atau 500 Kbps. MPEG-2 memungkinkan seorang teknisi mencuplik sebarang bit rate dan resolusi saat melakukan enkoding file.

Ada banyak variabel yang menentukan bagaimana gambar terlihat pada bit rate tertentu. Misalnya:

  • Jika sebuah stasiun ingin memancarkan sebuah pertandingan olahraga (dimana pada peristiwa tersebut ada banyak sekali gerakan) pada format 1080i, keseluruhan 19,39 megabit per sekon dibutuhkan untuk memperoleh gambar kualitas tinggi.
  • Di sisi lain, sebuah tayangan berita yang hanya menampilkan bagian setengah badan pembaca berita dapat menggunakan bit rate yang lebih rendah. Sebuah stasiun pemancar mungkin memancarkan siaran berita pada resolusi 480p dan bit rate 3 Mbps, sehingga tersisa 16,39 Mbps ruang untuk sub-saluran lainnya.

Kelihatannya menjadi kebiasaan sebuah stasiun pemancar untuk memancarkan siaran acara pada tiga atau empat sub-saluran pada siang hari dan mengubahnya menjadi pertunjukan kualitas tinggi tunggal pada keseluruhan 19,39 Mbps pada malam harinya.
Demikianlah postingan kali ini tentang tv digital semoga bermanfaat bagi anda.

tags: , , , , , , , ,

Artikel lain Bagaimana Cara Kerja TV Digital